Sjafruddin Prawiranegara : Presiden yang tak dianggap

Farell Faiz Firmansyah Friday, August 14, 2015


Kita sering mendengar atau membaca petuah bijak :

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah "

Tapi kini Paradigma itu bergeser menjadi :

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah merekayasa sejarah "

Tokoh Nasional yang terlanjur di cap sebagai Pemberontak.
Tokoh yang berjasa menyelamatkan bangsa ini dari kekosongan Pemimpin ketika Presiden Soekarna beserta Wapres M.Hatta di tangkap Belanda dalam Agresi Militer ke Ibukota RI ; Jogjakarta 19 Desember 1948 dan di asingkan ke Bangka.
Atas Perintah Presiden Soekarno mandat pemerintahan diserahkan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara sebagaimana tertulis dalam Telegram resmi Presiden Soekarno :

" Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari minggu tgl 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah memulai serangannja atas ibukota-jogjakarta. Djika dalam keadaan Pemerintah tidak dapat mendjalankan kewadjibannja lagi, kami menugaskan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra ".


Telegram tersebut tidak pernah sampai ke Bukittinggi karena sulitnya komunikasi pada saat itu.Tapi ketika mendengar berita penangkapan Presiden dan wakil Presiden sore harinya, Mr Sjafruddin Prawiranegara langsung mengambil inisiatif senada dengan perin Presiden Soekarno.Dalam rapat sore harinya beliau mengusulkan pembentukan pemerintah darurat untuk mengisi kekosongan Kepala Negara sebagai Syarat Internasional agar Indonesia diakui sebagai suatu Negara yang berdaulat.

Atas usaha Pemerintah Darurat Indonesia Belanda akhirnya mau berunding dan melalui perundingan Roem Royen akhirnya Belanda membebaskan Presiden Soekarno dan Moh Hatta beserta dan kawan kawan kembali ke Ibukota Jogjakarta pada tanggal 13 juli 1949.
Dan diadakan rapat antara Pemerintahan Darurat RI
dengan presiden Soekarno salah satu agendanya adalah pengembalian Mandat dari Mr Sjafruddin Prawiranegara kepada Ir Soekarno sebagai Presiden RI yang dilaksanakan secara resmi pada tanggal 14 Juli 1949.
Itulah Fakta sejarah yang harus diakui oleh Bangsa ini agar bisa menjadi bangsa yang BESAR.




Menyelamatkan Republik ini dari kekosongan Pemimpin agar diakui sebagi Negara oleh Dunia Internasional





Liciknya Pemimpin Negeri ini : Kalau Anda masuk ke Bina Graha era Orde baru Ada satu foto yang terpajang besar dan mencolok dalam foto itu Jenderal Besar Soedirman dan Soeharto masih muda.

Tapi tahukan Anda kalau foto tersebut telah melalui proses Cropping dengan memotong gambar Mr Sjafruddin Prawiranegara dan hanya menampilkan Jend Besar Soedirman dan Soeharto.
Entah apa motifnya,Yang jelas pemimpin Negeri ini telah berbuat kezoliman pada Tokoh Yang Melahirkan Republik ini.



" BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG TIDAK PERNAH MELUPAKAN JASA PAHLAWAN DAN TIDAK MEREKAYASA SEJARAHNYA "

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »